Mengenal Salak Merah

Pasar Indonesia mengenal salak secara umum terutama dari seksi Eu-salacca seperti salak pondoh dan salak condet dari Jawa, salak bali dan salak gula-gula dari Sulawesi, Maluku dan Papua, serta salak sidempuan yang berasal dari Sumatera. Jenis salak ini lebih diminati bagi sebagian masyarakat Indonesia karena rasanya cenderung kering, manis, dan ngelotok. Padahal dari sekitar 20 jenis genus Salacca tersebut ada beberapa jenis lain yang juga patut diberi perhatian karena memiliki kekhasan tersendiri sehingga dapat menjadi variasi pasar salak itu sendiri. Salak-salak tersebut lebih dikenal dengan nama ‘Salak Merah’.

Dikenal beberapa jenis yang seringkali disebut sebagai salak merah terutama anggota dari seksi Leio-salacca yang merupakan tanaman asli Kalimantan dan Sumatera, yaitu Salacca affinis. Buah jenis ini dapat dibedakan dari warna kulitnya yang merah magenta, berbeda dengan salak lainnya yang cenderung kecoklatan. Dalam satu buah terdiri dari dua juring dan dua biji. Ukuran ‘sisik’ buahnya dua kali lebih besar dari salak lainnya. Dua juring tersebut juga menempel rata dan sejajar sehingga tidak ada lekukan dan menjadikan buah ini lebih sulit untuk dikupas dibandingkan dengan sepupunya. Daging buahnya berair, rasa asam segar beraroma cenderung wangi, masih terdapat rasa manis dengan beberapa variasi kadar brix tergantung provenans atau asal spesimen tersebut. Salak jenis ini belum mengalami domestikasi untuk budidaya di kebun skala komersial. Komoditas yang beredar di pasar umumnya merupakan salak liar yang diambil dari hutan-hutan di sekitar Kalimantan.

Sebagian dari anggota seksi Eu-salacca juga sering dikategorikan sebagai salak merah, umumnya karena warna kulitnya yang coklat kemerahan. Termasuk dalam kategori salak merah dalam seksi ini adalah Salacca wallichiana (syn. Salacca rumphii) dan Salacca glabrescens. Kedua jenis salak tersebut memiliki warna kulit yang juga kemerahan seperti Salacca affinis. Penyebaran utamanya adalah Sumatera dan Semenanjung Malaya. Salacca wallichiana juga menyebar sampai ke Thailand dan menjadi salah satu buah yang dijajakan di pasar tradisional mereka. Seperti Salacca wallichiana, kedua jenis tersebut juga berasa Selain dua jenis tersebut, salak sidempuan juga sering dikatakan salak merah. Secara fisik salak sidempuan mirip dengan salak pondoh. Ukuran buahnya paling besar dibandingkan dengan salak konsumsi pada umumnya, dagingnya berair, rasanya sepat masam dan sedikit manis. dikatakan merah bukan karena kulitnya melainkan daging buahnya yang bersemburat merah. Dibandingkan dengan salak merah lainnya, salak sidempuan sudah mengalami domestikasi dan ditanam secara intensif seperti salak pondoh dan salak bali.

————————————————-
Selasa, 17 Februari 2015
Sumber : Taman Bunga Mekarsari
Editor : Sari Puspita Ayu
————————————————-
Lihat juga...