Tanaman Bumbu Beri Penghasilan Tambahan Bagi Warga Lampung

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Warisan tradisi kuliner di Lampung, erat berkaitan dengan ragam bumbu yang tersedia alami di lahan perkebunan. Warga pun banyak menanam aneka rempah dan bumbu tersebut di lahan pekarangan rumah maupun di kebun. Hal itu menjadi sumber penghasilan tambahan bagi warga.

Antimah, warga Desa Hurun, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Lampung, mengaku menanam sejumlah bumbu berupa kecombrang (Etlingera elatior), asam kandis (Garcinia xanthochymus), pala (Myristica fragrans), dan lainnya. Beberapa tanaman lain yang dibudidayakan di lahan kebunnya meliputi jahe, kunyit, lengkuas hingga sereh.

Ia mengatakan, tingginya kebutuhan akan bahan bumbu kuliner didukung oleh lokasinya yang berada dekat kota Bandar Lampung. Juga keragaman kuliner, didukung juga lokasi Pesawaran yang merupakan daerah pesisir pantai.

Olahan hasil laut atau boga bahari memakai sejumlah bumbu yang ditanam warga. Kuliner boga bahari atau seafood berupa ikan dan kerang, menurutnya tidak bisa dipisahkan dari bumbu. Bumbu penguat rasa berbagai olahan kuliner tradisional menciptakan sensasi pedas, harum penggugah selera.

Pengupasan bahan bumbu buah pala dilakukan Antimah (kiri), salah satu warga Desa Hurun, Kecamatan Teluk Pandan, Pesawaran, Lampung yang akan dijual ke pasar untuk bumbu kuliner, Sabtu (19/6/2021). -Foto: Henk Widi

“Bumbu kuliner tradisional dibudidayakan, sebagian tumbuh secara liar pada kawasan perkebunan dan taman hutan raya Wan Abdul Rahman, yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan kuliner sehari-hari sebagian dikirim ke pasar tradisional untuk rumah makan dan warung penyedia kuliner,” terang Antimah, saat ditemui Cendana News, Sabtu (19/6/2021).

Lihat juga...