Satu Bulan Prabowo-Gibran

Kedua, ketegasan kementerian pertanian memberantas mafia pupuk. Juga kasus “susu Boyolali”. Tindakannya memperoeh apresiasi positif dari kalangan petani.

Ketiga, penghapusan kredit macet petani dan UMKM. Bagi kalangan petani dan UMKM kebijakan ini bukti keberpihakan Presiden Prabowo Subiato. Kepada para petani dan pelaku usaha skala mikro.

Keempat, kehadiran Presiden Prabowo ke forum internasional seperti APEC dan G20. Juga kunjungan ke negara-negara kunci. Seperti RRC, AS, Inggris dan negara-negara teluk.

Presiden Prabowo membawa pesan tegas. Indonesia sebagai tetangga yang baik untuk semua. Berjuang secara bersama-sama mengakhiri konflik. Indonesia bisa menjadi kontributor menjawab tantangan global. Seperti krisis pangan dan perdamaian kawasan.

Tidak lupa Presiden Prabowo promosi investasi. Potensi ekonomi Indonesia sangat besar. Sedang tumbuh. Terbuka partisipasi global untuk mengelolanya. Tentunya jika menguntungkan Indonesia.

Kelima, antusiasme sejumlah menteri kabinet melakukan terobosan. Seperti kementerian perumahan menghibahkan lahan pribadinya untuk perumahan rakyat. Sayup-sayup juga terdengar ide membangun kampung haji di Mekah. Juga persiapan makan siang gratis.

Setidaknya itu yang bisa kita rekam dalam satu bulan pemerintahan Prabowo-Gibran. Di tengah gemuruh konstestan pilkada memperjuangkan kemenangannya masing-masing.

Permasalahan yang dihadapi pemerintahan Prabowo-Gibran masih sama.

Pertama, operasionalisasi visi besar presiden. Seberapa mampu masing-masing menteri kabinet menerjemahkannya. Sebagian kementerian tampak bergerak cepat. Seperti kementerian pertanian. Sebagian lain masih tampak konsolidasi. Belum tampak aksi riilnya.

Lihat juga...