Ataukah mereka kini justru ditinggalkan para aktivis yang pernah berhutang itu. Merepa dilupakan. Para aktivis itu kini sibuk dengan karir pragmatisnya. Lupa misi perjuangan yang mereka janjikan di warung-warung kopi itu. Hutang janji perbaikan yang tidak kunjung terwujud?.
Jika kondisi lapisan masyarakat bawah belum membaik, para mantan aktivis itu kini masih hutang hutang janji. Janji “warung kopi”.
Sudah seharusnya janji itu dipenui. Setidaknya berusaha dipenuhi.
ARS (rohmanfth@gmail.com), Jaksel, 01-05-2024