Tagline adalah frasa atau kalimat singkat namun mampu mendeskripsikan sebuah produk. Lazimnya dipergunakan untuk mempromosikan sebuah merek dagang atau perusahaan.
Metode inilah yang dipergunakan Gibran dalam deklarasi pencalonannya sebagai cawapres tanggal 25 Oktober 2023.
Walaupun singkat, tagline yang bagus, cepat merasuk ke top of mind audiens. Bisa menggeser untaian kalimat yang panjang dan berbusa-busa. Narasi panjang dan akademik terkadang justru sulit melekat dalam benak audiens.
Kita ambil empat contoh program yang dikemas dalam bentuk tagline. “Dana Abadi Pesantren”. “KIS Lansia”. “Kartu Anak Sehat”. “Kredit Start-Up Milenial”.
Tidak berselang lama, Menkeu Sri Mulyani mengemukakan bahwa program-program tersebut sudah ada dalam APBN. Sejumlah pejabat teknis juga mengonfirmasi bahwa program-program itu sudah menyatu dengan program yang lain. Jadi tidak perlu di pisah-pisah.
Masalahnya bukan sudah masuk atau belum dalam APBN. Ini soal strategi komunikasi publik. Metode Gibran menyangkut teknik komunikasi kepada segmentasi audiens secara langsung. Memasuki psikologi segmentasi audiens yang di maksud.
Misalnya program “Dana Abadi Pesantren”. Makna tagline itu Gibran secara lugas menyapa atau berkomunikasi secara langsung kepada 39.043 pesantren dengan 4,08 juta santri.
Ia menyapa dengan program. Untuk mengatasi kesulitan pesantren selama ini. Ialah pembiayaan penyelenggaraan pendidikan.
Jika selama ini sudah ada pesantren yang mendapat program-program dari pemerintah, tentu masih banyak pesantren yang memerlukan sentuhan bantuan. Bagi banyak pesantren, khususnya yang belum tersentuh bantuan, pernyataan Gibran tentu angin segar. Solusi yang ditunggu-tunggu.