WAWASAN NUSANTARA, WARISAN PRESIDEN SOEHARTO YANG DILUPAKAN
Oleh: Abdul Rohman
Wawasan Nusantara merupakan doktrin popular di era kepemimpinan Presiden Soeharto. Doktrin ini dinilai sejumlah pihak merupakan salah satu penyangga kemahsyuran Indonesia dalam era Orba.
Doktrin ini mendorong Indonesia bukan saja kuat secara internal. Indonesia tampil sebagai regional leader ASEAN. Juga penggerak utama kemajuan pembangunan negara-negara Non Blok atau negara Selatan-Selatan.
Secara formal, doktrin itu pada era Orba menekankan sebagai konsep politik bangsa Indonesia yang memandang kesatuan teritori fisik. Baik teritori darat, udara dan laut.
Lautan bukan zona pemisah. Melainkan justru sebagai pemersatu dari ribuan pulau yang membentang antara Samudra Pasifik dan Atlantik. Antara Benua Asia dan Australia.
Zona antara dua samudra dan dua benua itu dikenal sebagai negara kepulauan (archipelgic state). Zona itu bernama Nusantara. Pada era modern (pasca penjajahan) dikenal dengan nama Indonesia.
Bukan semata-mata doktrin kesatuan teritori fisik. Bab VII buku “Presiden Soeharto dan Visi Kenusantaraan” mengupas Wawasan Nusantara dari lima aspek.
Ialah wawasan teritori fisik, wawasan ideologis, wawasan historis, wawasan geopolitik dan wawasan antropologis.
Wawasan teritori fisik Nusantara menekankan wilayah Indonesia, baik darat, laut dan udara merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Wilayah ini dahulu merupakan kawasan di antara dua benua dan dua samudra.
Sebagai konsekuensi kolonialisasi, zona ini kemudian berubah menjadi beberapa negara. Indonesia merupakan wilayah terbesar dari keseluruhan zona Nusantara itu.
Wawasan ideologis menekankan, bahwa Nusantara merupakan zona peradaban yang ditopang oleh ideologi dan pandangan hidupnya sendiri. Pandangan hidup sebagai bangsa kepulauan. Bangsa Nusantara.