Histori Hari Ini: Sampaikan RAPBN, Presiden Soeharto: Stabilitas Ekonomi Kunci Penting
SENIN, 7 JANUARI 1979 Pukul 10.00 pagi, Presiden Soeharto menyampaikan RAPBN tahun 1980/1981 didepan sidang pleno terbuka DPR.
Dalam pidato pengantarnya, Presiden mengatakan bahwa dalam RAPBN 1980/1981 ini penerimaan dan pengeluaran negara berimbang pada jumlah Rp 10,5 triliun lebih. Ini merupakan suatu kenaikan yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan APBN tahun sebelumnya.
Dari penerimaan tersebut, penerimaan dalam negeri akan mencapai sekitar Rp9 triliun, sedangkan sisanya sebesar Rp1,5 triliun berasal dari bantuan luar negeri. Anggaran negara naik 52 persen lebih, penerimaan dalam negeri melonjak naik sekitar 66 persen, pengeluaran rutin meningkat sebanyak 60 persen, sedangkan pengeluaran pembangunan naik bertambah 44 persen.
Berbicara tentang dasar-dasar pemikiran yang melatarbelakangi RAPBN itu, Kepala Negara mengatakan bahwa dalam seluruh gerak pembangunan, kestabilan ekonomi tetap merupakan kunci yang penting. Itu berarti bahwa inflasi harus terkendali.
Penyebab inflasi biasanya adalah defisit anggaran, yang berarti pengeluaran lebih besar daripada penerimaan. Karena itu Pemerintah tetap berpegang pada anggaran berimbang. Akan tetapi, untuk menjaga kemandekan, maka anggaran itu diusahakan seimbang, akan tetapi meningkat, sehingga menjadi suatu anggaran yang seimbang dan dinamis.
Dalam kesempatan ini, Presiden juga mengumumkan kenaikan gaji pegawai negeri rata-rata sebesar 50 persen. Dikatakannya bahwa kenaikan pengeluaran untuk gaji dan pensiun sebesar 50 persen itu adalah untuk memungkinkan memberikan kenaikan gaji dan pensiun pegawai negeri sipil dan ABRI dan pensiunan, yang cukup memadai tetapi tetap dalam batas-batas kemampuan keuangan negara.