Inilah Rutinitas Keseharian Presiden Soeharto
Setelah sembahyang Subuh biasa minum kopi dan kemudian membaca koran yang sudah ada di meja.
Saya suka pula olah raga. Saya memerlukan gerak badan. Rata-rata tiga kali dalam seminggu saya main golf. Menjelang Magrib, sekarang tiap hari mesti saya bertemu dengan cucu-cucu. Saya memerlukan kehangatan suasana keluarga setelah ditimbun oleh pekerjaan-pekerjaan berat.
Di hari-hari biasa saya mulai bekerja lagi dari pukul 19.00 sampai larut malam. Saya menerima tamu-tamu yang membawa persoalan-persoalan dinas dan persoalan-persoalan yang sifatnya keluarga.
Kadang-kadang ada keramaian di rumah kami. Tapi terhitung sederhana saja. Misalnya kalau merayakan hari ulang tahun seseorang di antara keluarga, melangsungkan upacara pitonan (turun tanah) cucu kami, atau upacara selapanan (tiga puluh lima hari lahirnya dan memberi nama) cucu kami, atau meramaikan hari ulang tahun perkawinan kami sendiri.
Pada kejadian kekeluargaan seperti ini muncul “akar” kami. Seperti pada waktu kami memperingati hari tumbuk warsa atau temu windu istri saya belum lama ini, yang dihadiri oleh kerabat dekat kami.