Prasyarat Munculnya Pemimpin yang Baik dalam Alquran 3
Oleh: Abdul Rohman
QS An Nisaa’ (4):123 menyatakan:
“(Pahala dari Allah) bukanlah (menurut) angan-anganmu dan bukan (pula menurut) angan-angan Ahlulkitab.
Siapa yang mengerjakan kejahatan niscaya akan dibalas sesuai dengan (kejahatan itu), dan dia tidak akan menemukan untuknya pelindung serta penolong selain Allah.”
- Tidak Mau Bertobat Setelah Mengetahui Perilakunya Salah
Tidak melakukan pertobatan merupakan perilaku buruk, sedangkan Allah SWT merupakan maha pemurah dan pemaaf.
QS Al An ám (6):54 menyatakan:
“Apabila orang-orang yang beriman pada ayat-ayat Kami datang kepadamu, katakanlah, ‘Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu).’
Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, (yaitu) siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu karena kejahilan (kebodohan, kecerobohan, dorongan nafsu, amarah dan sebagainya), kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
- Berapologi Atau Berkilah Tidak Melakukan Perbuatan Keji, Padahal Sebenarnya Melakukan
Tidak jujur, berkilah, atau berapologi untuk menutupi perilaku buruknya juga tidak dibenarkan.
QS Al A’raaf (7):28 menyatakan:
“Apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, “Kami mendapati nenek moyang kami melakukan yang demikian dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.”
Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Sesungguhnya Allah tidak memerintahkan kekejian. Pantaskah kamu mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui?”
Masyarakat yang baik tentu saja masyarakat yang pribadi-pribadinya memenuhi kriteria-kriteria perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk sebagaimana keterangan di atas.