Presiden Soeharto: Lengah Terhadap Konservasi Kekayaan Hayati Bisa Datangkan Malapetaka

Dalam konperensi empat hari itu akan dibahas 49 makalah yang ditulis oleh pakar­ pakar terkemuka di dunia, mulai dari Asia, Eropa, Amerika Serikat, Amerika Latin dan Australia.

Ketua Umum Masyarakat Perhutanan Indonesia Mohammad Hassan dalam ceramahnya pada sesi pertama konperensi tersebut mengemukakan, meskipun Indonesia banyak mengeksploitasi hutan untuk menunjang pembangunan nasional, tidak berarti merusak hutan secara semena-mena. Menurutnya telah banyak Kebun Raya lainnya, yaitu yang berada di Cibodas, Purwodadi dan Bedugul serta rencana LIPI membangun tiga Kebun Raya di Irian Jaya untuk konservasi flora daerah itu. Samaun juga mengemukakan, kegiatan konservasi flora merupakan pekeriaan besar dan multi disiplin. Oleh kareria itu sangatlah tepat bila Kebun Raya menggunakan kerjasama sebagai salah satu filsafat hidupnya.

Kepala Kebun Raya Suhirman melaporkan, Konperensi Kebun Raya Intenasional ini diselenggarakan bersama oleh Kebun Raya Indonesia, LIPI, Masyarakat Perhutananan Indonesia (MPI) dan Botani cal Garden Conservation International. Latar belakang yang mendorong diselenggarakannya konperensi ini adalah, mengingat sangat kurang nya pengertian dunia intemasional terhadap usaha konservasi di Indonesia.

“Kekurangan pengertian ini diperbesar dengan adanya semacam kampanye yang kurang obyektif di negara-negara industri, seolah-olah Indonesia sama sekali tidak memperhatikan masalah konservasi flora, “katanya.

Selain itu yang menjadi latar belakang diselenggarakannya konperensi ini adalah kurangnya kerjasama antara Kebun Raya Indonesia dengan kebun-kebun raya di dunia, terutama kerjasama aktif dalam bentuk kegiatan-kegiatan nyata untuk melakukan konservasi flora yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat perhutanan Indonesia dalam upaya melestarikan hutan demi kehidupan lebih baik bagi generasi mendatang.

Lihat juga...