Presiden Soeharto: Lengah Terhadap Konservasi Kekayaan Hayati Bisa Datangkan Malapetaka

Menurut Kepala Negara, agar kawasan konservasi memberi manfaat lebih besar lagi bagi pembangunan, kemajuan ilmu pengetahuan dan kehidupan umat manusia, maka upaya ini juga didukung dengan berbagai kegiatan, seperti eksplorasi dan penelitian flora.

Tahun lalu, misalnya, oleh Kebun Raya Indonesia diberangkatkan empat tim eksplorasi ke hutan-hutan Bengkulu, Jawa Timur dan Bali. Tugas tim ini untuk menghimpun informasi mengenai berbagai jenis tumbuhan guna mengintensifkan pelestariannya.

Saling Menyalahkan

Kepada para pakar, khususnya dari luar negeri, yang mengikuti Konperensi lnternasional Kebun Raya ini, Presiden mengharapkan agar dapat menikmati alam Indonesia dengan segala bentuk Budayanya yang beraneka ragam.

Dikatakan, akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk saling menyalahkan antara negara-negara tropis, yang sebagian besar tergolong dalam jajaran bangsa-bangsa yang sedang membangun dengan negara-negara industri dalam hal pencemaran lingkungan global dan konservasi.

“Kecenderungan itu tidak menguntungkan siapapun. Oleh sebab itu saya sangat menghargai prakarsa Kebun Raya Indonesia dalam menyelenggarakan konperensi untuk membahas strategi konservasi flora Indonesia serta sekaligus meningkatkan kerjasama dan saling pengertian antara pakar konservasi di dunia, “katanya.

Presiden juga mengingatkan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya konservasi flora itu, kegiatan Wisata Flora perlu terus digalakkan.

175 Tahun

Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Samaun Samadikun pada kesempatan itu mengemukakan, dalam kegiatan konservasi ini LIPI mempunyai tradisi yang panjang, mengingat Kebun Raya Bogor, yang merupakan induk lembaga­ lembaga penelitian di Indonesia, telah berusia lebih dari 175 tahun.

Lihat juga...