Ini Ketakutan dan Kekhawatiran Soeharto saat Pimpin Serangan Umum 1 Maret
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
“Kalau nanti kita mundur (pasca serangan), lantas Belanda melakukan pembunuhan dan pembakaran, yang saya takutkan saya khawatirkan itu simpati rakyat yang besar akan balik menjadi antipati pada kita (pejuang TNI). Karena itu ini harus kita cegah,” lanjutnya.
Guna mengantisipasi serangan balik pihak Belanda, Pak Harto pun lantas memiliki ide yakni membuat pihak Belanda tidak memiliki kesempatan atau waktu untuk melakukan serangan balik ke kampung-kampung maupun pada rakyat kecil. Caranya adalah dengan menyerang pos-pos Belanda yang berada di wilayah luar kota Yogyakarta. Dengan cara inilah diharapkan pihak Belanda akan sibuk mengamankan pos-pos nya, dengan mengirimkan bala bantuan ke pos-pos tersebut. Sehingga tidak sempat melakukan serangan balik pada rakyat.
“Saat itu saya tunjuk Kompi Widodo dan Kompi Darsono, untuk saya pimpin langsung, dengan nama Pasukan Bergerak (untuk menyerang pos-pos Belanda di luar wilayah kota Jogja). Ini merupakan stategi/siatat untuk mensukseskan Serangan Umum 1 Maret itu agar akibatnya tidak ada balasan dari pihak Belanda terhadap rakyat,” ungkapnya.