Didukung Sentimen “Risk On”, Rupiah Jelang Akhir Pekan Ditutup Menguat
JAKARTA — Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menjelang akhir pekan ditutup menguat didukung sentimen risk on atau kondisi pasar yang menunjukkan bahwa pelaku pasar sedang optimistis terhadap prospek kondisi perekonomian yang semakin membaik.
Rupiah sore ini ditutup menguat 36 poin atau 0,26 persen ke posisi Rp14.197 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.233 per dolar AS.
“Sentimen risk on mendominasi pasar sehingga mempersulit greenback untuk menemukan lebih banyak permintaan,” tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Laporan menunjukkan bahwa varian Omicron menyebabkan rawat inap lebih sedikit daripada varian Delta sehingga memungkinkan suasana pasar tetap optimistis.
Berita tentang vaksin dan rawat inap terkait Omicron juga membantu meningkatkan selera investor terhadap risiko, mengangkat saham dan mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi.
Dua pembuat vaksin mengatakan suntikan mereka terlindungi dari Omicron ketika data Inggris menunjukkan varian tersebut dapat menyebabkan kasus rumah sakit yang lebih sedikit secara proporsional daripada varian Delta, meskipun pakar kesehatan masyarakat memperingatkan pertempuran melawan COVID-19 masih jauh dari selesai.
Namun, outlook hawkish bank sentral AS The Fed dinilai dapat memulihkan permintaan pasar terhadap aset aman.
Jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air pada Kamis (23/12/2021) kemarin mencapai 136 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,26 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 8 kasus sehingga totalnya mencapai 144.042 kasus.