Alan Efhendi Pemuda Gunungkidul Sukses Berdayakan Warga Desa Melalui Aloe Vera

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

“Awalnya saya dibantu anak perempuan itu hanya coba-coba. Setelah berjalan, ternyata laku. Jika dihitung, dari dua kilo daging pelepah aloe vera bisa menghasilkan 25 pcs kemasan keripik. Satu kemasan itu laku terjual Rp10ribu. Jadi untungnya berlipat-lipat. Dari situ saya terus kembangkan usaha keripik aloe vera ini, dengan pemasarannya saya serahkan ke mas Alan,” ungkapnya.

Saat sedang ramai-ramainya, Sukirah mengaku bisa memproduksi keripik aloe vera miliknya hingga dua kali dalam seminggu. Saat pesanan masuk, ia menyebut bisa mendapatkan orderan hingga mencapai 150-200 pcs. Itu artinya dalam sekali order, pendapatan kotor Sukirah berkisar antara Rp1,5-2juta. Jumlah yang cukup lumayan untuk ibu rumah tangga di pelosok desa terpencil Gunungkidul seperti dirinya.

“Kalau sedang ada kunjungan rombongan luar daerah itu, biasanya ibu-ibu KWT di sini selalu kelarisan. Saya bahkan pernah dapat pemasukan hingga Rp1,5juta hanya dalam waktu satu hari saja,” ungkapnya.

Sukirah (49) salah satu warga yang ikut merasakan dampak ekonomi dari adanya budidaya dan pengolahan aloe vera di dusun Jeruk Legi, desa Katongan, kecamatan Nglipar, kab Gunungkidul. Foto: Jatmika H Kusmargana

Selain Sukirah, sejumlah warga dusun Jeruk Legi lainnya, juga merasakan manfaat ekonomi dari usaha pengolahan aloe vera yang telah dijalankan Alan. Tercatat ada sebanyak 45 ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam KWT Monvera Agrotech, rutin memanen dan menjual aloe vera. Sementara sebanyak 25 warga lainnya telah mampu mengolahnya menjadi produk makanan. Mereka tersebar di 7 wilayah RT dalam satu padukuhan.

Lihat juga...