Meski Berstatus PPKM Level 3, Antusiasme Masyarakat Berkunjung ke Bukit Soeharto Tetap Tinggi
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
“Kita hanya bisa berharap agar kondisi Pandemi Covid-19 ini benar-benar bisa segera berakhir. Sehingga Bukit Soeharto bisa segera dibuka secara penuh,” ungkapnya.
Terletak di kawasan perbukitan yang dikelilingi lembah dan sungai, tepatnya di Jalan Raya Ponorogo-Wonogiri, Bukit Soeharto awalnya hanyalah sebuah bukit biasa yang masuk kawasan Perhutani. Pada 1978 silam, Presiden Soeharto pernah singgah ke bukit ini untuk melakukan kegiatan penghijauan atau reboisasi yang ditandai dengan pendirian monumen Soeharto. Sehingga sejak saat itu bukit ini dinamai dengan Bukit Soeharto.
Sempat terbengkalai dan kurang terawat selama bertahun-tahun, akhirnya sekitar tahun 2019 lalu Yayasan Damandiri, yang merupakan yayasan bentukan Pak Harto, melakukan penataan kawasan bukit Soeharto ini melalui program Desa Cerdas Mandiri Lestari (DCML). Luasan bukit yang awalnya hanya sekitar 0,7 hektare pun diperluas menjadi 6 hektar untuk pengembangan.
Diresmikan oleh Ketua Yayasan Damandiri, Letjen TNI Purn Soebagyo pada Juni lalu, sampai saat ini renovasi dan pembenahan objek wisata Bukit Soeharto masih terus dilakukan. Selain menjadi alternatif objek wisata keluarga yang menarik, kawasan Bukit Soeharto ini juga telah disulap menjadi pusat kuliner bagi para pelaku UKM di desa Badegan dan sekitarnya.
Di samping mampu menjadi pengingat generasi saat ini akan sosok presiden RI ke 2 HM Soeharto, keberadaan objek wisata Bukit Soeharto yang dikelola KUD Jaya Mandiri Sejahtera ini juga diharapkan mampu mengangkat dan mengembangkan potensi wisata serta ekonomi di desa Badegan dan sekitarnya. Sehingga akan mampu mengatasi persoalan kemiskinan yang ada.