FIB UB Gelar Festival Budaya Jepang Secara Digital
Menurut Handrini, penampilan artis-artis lokal pemenang berbagai lomba yang diadakan Isshoni Tanoshimimashou 16 juga keren-keren. Suaranya bagus-bagus. Selain itu, ada juga bintang tamu, salah satunya adalah Babymetalmalang. Energik dan sangat menarik.
“Bagi saya yang tidak terlalu akrab dengan lagu Jepang, bisa menikmati sajian Babymetalmalang. Berbagai tarian Jepang juga ditampilkan dengan sangat elok. Bahkan, saya sempat mengulang melihat sajian tarinya lewat YouTube, karena tertarik dengan cara menyajikan tarian tersebut,” katanya.
Lampion dan suasana malam yang temaram berpadu cantik dengan gemulainya para penari, yang juga mahasiswa dan mahasiswi Sastra Jepang FIB UB. Tak ketinggalan penampilan Nadila Wantari yang juga pesohor JKT48.
Ia mengatakan, meski tidak mudah, mahasiswa Sastra Jepang UB ini berhasil memindahkan keseruan Festival Budaya Jepang yang biasanya diselenggarakan secara luring (analog) ke ranah daring (digital).
Handrini berharap, kegiatan ini menginspirasi mahasiswa dari universitas lain, sehingga kegiatan kemahasiswaan untuk mengasah keterampilan ini tetap berlanjut meski di tengah pandemi dengan cara memindahkannya ke ranah digital.
Menurut Handrini, kegiatan festival semacam ini merupakan salah satu bukti mahasiswa mampu melakukan adaptasi kebiasaan baru, dalam menghadapi pandemi dan sekaligus menjawab tantangan era digital dari 4.0 menuju 5.0.
“Harapan saya, penyelenggaraan festival kebudayaan secara digital oleh Universitas Brawijaya ini dapat diikuti kampus-kampus lain, sehingga kegiatan kemahasiswaan yang sempat vakum bisa hidup kembali,” katanya.
Sementara itu para pemenang lomba, di antaranya lomba Shodou Tingkat SMA juara pertama Suaiba, juara k edua Natasya Putri. Untuk Lomba Shodou Tingkat Universitas, juara pertama Girang Indra Waskita, juara k edua Muhammad Helmi, sedangkan lomba Rodoku, juara pertama Alvina Rheta Islameya dan juara ke dua Ayu Alia Bilqis Zahrany. (Ant)