Usaha Sambal Pecel, Peluang Sukses Menambah Uang Dapur

Editor: Makmun Hidayat

Dalam kegiatan sosial di masyarakat, terkadang juga produk ini ditawarkan, dan banyak penyukanya. Selain itu, Rini juga menjualnya di Pasar Jaya Cijantung dititipkan di toko saudaranya.

“Kacang tanah satu kilogram, dipadukan bumbu rempah terus diolah. Itu jadi 2 kilo sambal pecel. Dijual Rp 70 ribu per kilonya. Untungnya lumayan untuk tambahan uang dapur, bisa dapat kisaran Rp 200-Rp 400 ribu, kalau lagi ramai bisa lebih,” ujarnya.

Produksi bumbu pecelnya kata dia tergantung pesanan jadi tidak pernah stok dalam jumlah banyak. Hal ini dilakukan untuk menjaga kehigienisan produk sambal pecelnya.

“Seminggu 3-4 kilo kacang tanah diproduksi bumbu pecel, agak menurun memang saat ini. Sebelum pandemi  itu  di atas 5 kilo kacang tanah yang dipakai,” ujarnya.

Memang kata dia, produksinya masih kecil tapi yang penting lancar dan terus bertambah pelanggan. Pembeli pun tidak dipatok harus beli per kilogram sambal pecel.

“Timbangan setengah kilo dan seperempat bumbu pecel juga ada sudah dikemas. Kalau ke pasar itu ukuran 1 ons, beda ya timbangannya,” ujarnya.

Dalam kesibukan kegiatan sosial sebagai relawan Covid-19, Rini selalu bersemangat memproduksi sambal pecel para pelanggannya.

Untuk membuat sambal, bahan baku dipilih yang segar-segar terutama cabai. Ada cabai rawit dan cabai keriting, semuanya dibersihkan. Bahan lainnya,  yakni kacang tanah, gula merah, kencur, bawang putih, garam, dan daun jeruk purut.

“Bumbu pecel khas Kediri ini menggunakan kencur dan daun jeruk purut, sehingga rasanya lebih segar dan kualitas terjaga,” tandas perempuan kelahiran 49 tahun ini.

Rini berharap usahanya ini bisa berkembang dan dipasarkan ke berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan dimungkinkan bisa memperdayakan para tetangga utamanya ibu-ibu rumah tangga.

Lihat juga...