Sering Gagal Panen, Petani ini Jadikan Tanaman Pengganggu Menjadi Utama

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

SITUBONDO — Lahan yang berada pada aliran yang cukup intens dan rawan kekeringan membuat pemilik harus memikirkan tanaman yang cocok. Salah dalam memilih tanaman, dapat menyebabkan kerugian kecil hingga besar.

“Sebelumnya lahan pertanian saya banyak ditanami padi maupun jagung. Namun yang terjadi bukan sukses sampai pada masa panen, melainkan gagal panen diakibatkan karena terlalu banyak air yang menggenang,” ujar Maisyaroh, warga Desa Kesambirampak, Kecamatan Kapongan, Situbondo kepada Cendana News, Senin(18/10/21).

Disebutkan, letak lahan miliknya tidak strategis, sehingga penggunaan untuk jenis tanaman pertanian selalu gagal.

“Disini kalau musim hujan airnya menggenang terus, sedangkan kalau musim kemarau tanah kering tandus, sehingga sulit untuk dilakukan produksi tanaman, kecuali kangkung ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut Maisyaroh mengatakan, tanaman kangkung memiliki potensi yang baik, karena mampu tumbuh dan berkembang di atas lahan miliknyaa.

“Kangkung awalnya ikut tumbuh setelah tanaman padi yang dilakukan saat itu. Padinya gagal tumbuh, rusak akibat terlalu banyak air, namun kangkungnya terus tumbuh dan semakin berkembang kemana-mana,” ucapnya.

Dipandang memiliki prospek bagus, kangkung yang awal mulanya sebagai tanaman penggangu malah dijadikan tanaman utama.

“Pembudidayaan tanaman kangkung sudah saya lakukan sejak 4 tahun yang lalu. Namun, yang awal mulanya saya anggap kangkung sebagai tanaman penggangu, kini saya lebih memilih untuk merawatnya secara intens. Karena bisa dijual dan dimasak untuk kebutuhan sayur,” jelasnya.

Lihat juga...