Koalisi LSM Maumere Sesalkan Tindakan Represif Aparat di Nagekeo

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

MAUMERE — Koalisi NGO Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyesalkan tindakan kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap para perempuan adat Rendu, Ndora dan Lambo di lokasi yang direncanakan dibangun waduk di Kabupaten Nagekeo.

“Kami dari Koalisi Aktivis NGO Maumere mengutuk keras tindakan represi yang dilakukan Polres Nagekeo dan Satuan Brimob Polda NTT sejak September hingga Oktober 2021 terhadap perempuan Adat Rendu, Ndora dan Lambo di lokasi yang direncanakan untuk membangun waduk Lambo,” kata Antonius Yohanis Bala, LSM Ba’Pikir, Kabupaten Sikka, NTT dalam rilisnya, Senin (18/10/2021).

John sapaannya mengatakan, keterlibatan Polisi dan Pol PP dalam upaya menghalang-halangi perjuangan masyarakat adat Rendu, Lambo dan Ndora dalam menolak pembangunan Waduk Lambo di Lowo Se, di Kecamatan Asesa Selatan, Kabupaten Negekeo sudah berlangsung sejak 2015 hingga saat ini.

Ia tambahkan kekerasan fisik, intimidasi hingga kriminalisasi telah menjadi pola standar untuk memberangus hak-hak masyarakat adat dalam menyampaikan pendapat dan mempertahankan tanah adatnya.

“Polisi dan Satpol PP secara institusi terkesan buta dan menolak untuk memahami eksistensi hak-hak masyarakat adat atas pembangunan,” tegasnya.

John tambahkan, dengan dalil mengamankan Proyek Strategis Nasional (PSN), mereka telah meletakan keperpihakannya bukan pada semua pihak, tapi pada pemrakarsa proyek yaitu BWS Nusa Tenggara II.

Menurutnya, kepolisian sebagai penanggungjawab operasional keamanan di lapangan, khususnya berkaitan dengan pembangunan Waduk Lambo harus memahami latar belakang persoalan dan eksistensi masyarakat adat setempat.

Lihat juga...