Ragam Bumbu Rempah Pelezat Kuliner Dibudidaya Petani di Kaki Gunung Betung

Editor: Maha Deva

M. Asep Ahyudin, petani pemilik tanaman kecombrang atau honje di Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung sebagai bumbu masak - Foto Henk Widi

LAMPUNG – Keberagaman bumbu rempah yang dimiliki bangsa ini, menjadi sebuah peluang usaha yang dikembangkan petani yang ada di kaki Gunung Betung, Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung.

Seperti yang dilakukan M. Asep Ahyudin, warga di Kelurahan Sumber Agung, yang tinggal dengan kawasan Taman Hutan Raya (Tahura), dan membudidayakan beragam tanaman bumbu rempah. Jenis tanaman yang dibudidayakan adalah, pala, lada, kemiri, jeruk nipis, hingga bunga kecombrang. Kemudian ada daun pandan, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kapulaga. Beragam bumbu rempah tersebut, biasa dimanfaatkan untuk bumbu kuliner tradisional.

“Produksi bahan bumbu sebagian tumbuh liar di hutan yang terjaga kelestariannya seperti biji kemiri yang merupakan tanaman liar, bisa dipanen oleh setiap orang tanpa memanjat pohon dengan memungut di bawah tajuk pohon, kami sebut dengan mutiara hutan, karena berbentuk biji berwarna hitam,” ujar Asep Ahyudin, saat ditemui Cendana News, Sabtu (30/10/2021).

Bunga kecombrang atau honje siap digunakan sebagai bahan sambal dengan cita rasa segar dan wangi buatan Stevani di Bumi Waras, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung, Sabtu (30/10/2021) – foto Henk Widi

Sebagian tanaman bumbu yang dibudidayakan Asep merupakan jenis jarang dibudidayakan, seperti kecombrang atau dikenal dengan honje. Tanaman tersebut menyerupai lengkuas, yang bisa dimanfaatkan bagian daun, batang hingga bunga.

Daun, bisa dimanfaatkan sebagai kemasan untuk pembuatan pepes ikan nila, mujaher. Bagian batang digunakan sebagai penusuk sate daging ikan. Bagian bunga sebagai bumbu masakan pindang dan sambal matah. “Tanaman kecombrang menjadi salah satu jenis bumbu yang bermanfaat untuk sejumlah resep masakan tradisional nan lezat,” ulasnya.

Lihat juga...