Indonesia-Swedia Sepakati Kerja Sama dalam Ekonomi Biru
Ekonomi ini dapat menciptakan nilai tambah pada rantai suplai sumber daya laut Indonesia, secara langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Pertumbuhan ekonomi biru tersebut didasarkan pada tiga pilar, yakni lingkungan kelautan yang sehat dan tangguh, industri berbasis kelautan yang kompetitif, dan area pesisir yang atraktif.
Ekonomi biru ini mencakup berbagai sektor, antara lain sektor perikanan, sektor industri olahan hasil laut, sektor logistik laut, sektor perdagangan dan industri galangan kapal.
Selanjutnya, wisata bahari, bioteknologi, energi terbarukan, manajemen sumber daya air, sumber daya manusia termasuk pendidikan dan riset, serta sektor-sektor lainnya yang terkait secara langsung dan tidak langsung.
Selain itu, ekonomi biru juga merupakan peluang bagi Indonesia untuk merealisasikan pembangunan inklusif dan berkelanjutan, dengan mengurangi ketimpangan antar wilayah, antar kelompok pendapatan, dan antar gender.
Menurut rencana, Indonesia dan Swedia akan mengawali implementasi kerja sama Ekonomi Biru ini dalam Swedia-Indonesia Sustainability Partnership di akhir November 2021.
Kemudian, Indonesia akan mengusung leadership on Blue Economy dalam acara G20 tahun 2022, serta menjadikan Blue Economy sebagai salah satu prioritas pembahasan di G20 Development Working Group (DWG).
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pertemuan ketiga menteri untuk membahas rencana Indonesia untuk membangun Ibu Kota Negara (IKN) baru, dengan kesediaan Swedia untuk memberikan dukungan dalam mewujudkan IKN sebagai kota yang hijau, cerdas, dan berkelanjutan.