Harga Jual Kelapa di Flores Diatur Tengkulak Bermodal Besar
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Harga jual kelapa dan kopra di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih dipermainkan pengepul atau tengkulak sehingga seringkali membuat petani mengalami kerugian ketika harga jualnya anjlok.
“Harga jual kelapa dan kopra masih diatur oleh tengkulak dan pengepul yang bermodal besar sehingga sering kali anjlok,” sebut Rikardus Umbu, pemilik usaha kopra putih di Kota Larantuka, Flores Timur, NTT saat dihubungi, Selasa (5/10/2021).

Icad sapaannya mengakui, petani tidak memiliki daya tawar dan pilihan sehingga terpaksa menjual kelapa serta kopra ke tangan pengepul meskipun dengan harga jual yang rendah.
Dirinya mengaku miris melihat situasi ini sehingga selalu mengajarkan kepada petani agar jangan menjual kelapa bulat atau gelondongan tapi diproses menjadi produk yang bernilai jual tinggi.
“Saya selalu mengajak petani agar mengolah kelapa menjadi kopra putih dan produk lainnya. Selain bisa membuat kopra, petani juga bisa menjual tempurung kelapa dan sabut kelapanya,” ujarnya.
Icad mengakui, dirinya selain sedang mengajak para petani untuk bekerjasama memproduksi kopra putih serta produk lainnya berbahan kelapa hingga menjadi produk setengah jadi.
Ia mengaku selalu mendorong para petani muda agar bisa membuka usaha pengolahan kelapa menjadi produk setangah jadi atau produk akhir yang siap dijual ke pasaran.
“Apabila dibuat produk setengah jadi dan produk akhir maka keuntungan yang didapat akan meningkat. Pengusaha dapat untung tapi jangan sampai petani semakin jauh dari sejahtera,” ujarnya.