Surabi, Jajanan Lawas yang Tetap Digemari

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

BOGOR – Surabi atau serabi merupakan jajanan tradisional lawas dari Bandung dan sekitarnya. Adanya perkembangan zaman, surabi yang dulu hanya memiliki dua rasa, kini memiliki berbagai varian dan berbagai warna. Peminatnya pun semakin banyak seiring dengan perkembangan varian rasa dan warna.

Rahman, seorang pedagang surabi di Cariu menceritakan, ia sudah berdagang surabi sejak dari bujang hingga sekarang sudah memiliki dua anak.

“Ya kira-kira sudah 12-13 tahunlah dagang surabi. Tempatnya sempat pindah, dulu bukan di sini tapi di jalan sebelah. Yang tidak berubah, hanyalah saya tetap memasak surabi dengan menggunakan kayu. Karena rasanya memang akan berbeda dengan yang dimasak menggunakan kompor gas,” kata Rahman seraya mempersiapkan pesanan di lapaknya, Cariu, Bogor Timur, Sabtu (11/9/2021).

Surabi yang sudah matang dan siap diberikan topping sesuai keinginan pembeli di Cariu, Bogor Timur, Sabtu (11/9/2021) – Foto: Ranny Supusepa

Ia menyebutkan dulu ia hanya menjual dua rasa saja. Rasa manis menggunakan kinca sebagai topping dan rasa manis yang menggunakan oncom sebagai topping.

“Tapi sejak empat tahun lalu, saya mulai menambahkan varian rasa. Karena banyak yang meminta. Jadi sekarang, ada varian coklat, keju dan telur selain oncom dan kinca. Bahkan, yang varian baru ini lebih banyak yang membeli dibandingkan varian lama. Terutama yang coklat keju,” ucapnya.

Rahman mengungkapkan membuat adonan surabi sama sekali tidak susah. Hanya berbahan  tepung beras, tepung terigu dan santan kelapa. Untuk topping ditambahkan usai surabi matang. Kecuali varian telur yang dimasukkan saat surabi setengah matang.

Lihat juga...