PPKM Level 3, Ini Keluhan Pedagang Asongan di Terminal Rambutan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Harga dagangan dipatok Rp 5.000 per plastiknya. “Pendapatan turun drastis, untuk sekedar memenuhi kebutuhan harian saja sulit. Dagangan juga kan separuh bikin sendiri, separuhnya ambil ke orang lain. Jadi ada kewajiban harus setor,” ungkapnya.

Seperti goreng kacang tanah, tahu coklat pong, lontong, dan telur puyuh. Itu semua modal sendiri. Sedangkan keripik singkong pedas dan kue stik itu ambil dari orang lain.

“Harga kacang tanah saja naik sekarang Rp 35 ribu per kilo, kalau dulu mah Rp 20 ribu per kilo. Harus  digoreng, harga minyak goreng juga naik. Ya, terima nasib saja, sabar,” ujar ayah dua anak ini.

Meskipun pendapatan menurun, tapi Jojo bersyukur sebagai pedagang asongan, dia bisa menyekolahkan dua anaknya sampai SMA. Dan sekarang kedua anaknya sudah bekerja sehingga tidak terlalu menjadi beban.

“Alhamdulillah anak saya sudah kerja, jadi nggak terlalu berat beban hidup saya. Mereka juga suka ngasih bantuin bayar kontrakan rumah. Ya, tapi saya harus tetap jualan biar nggak nyusahin mereka,” ujar pria kelahiran Majalengka, Jawa Barat 60 tahun ini.

Keluhan yang sama juga datang dari pedagang asongan lainnya, Joko (40). Saat masa PPKM level 3 ini berlangsung, untuk menjual 100 plastik dagangan makanannya saja sudah sangat sulit.

“Wah parah sepi banget, buat nutup kebutuhan makan saja susah. Ini saya jualan dari pukul 07.00 WIB masih banyak. Sebelum corona mah penumpang banyak, mereka jajannya juga royal,” ujar Joko, kepada Cendana News, Selasa (28/9/2021).

Joko (40) pedagang asongan di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, mengaku sepi pembeli saat ditemui Cendana News, Selasa (28/9/2021). Foto: Sri Sugiarti.
Lihat juga...