BPPSDMP : Pengelolaan Bijak Lahan Gambut Dapat Tingkatkan Produktivitas Pertanian
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
“Hanya kendalanya adalah lahan gambut ini sangat rentan. Saat musim hujan ia dapat menurun, saat musim kemarau, gampang terbakar,” urai Prof. Dedi.
Dalam kesempatan yang sama, Peneliti Utama Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Prof. Dr. Ir. Masganti, M.S, menjelaskan, gambut merupakan material atau bahan organik yang tertimbun dalam waktu lama, tapi karena kondisinya basah, maka kondisi gambut ini masam dan tidak mampat.
“Tanah gambut ini merupakan tanah yang memiliki ketebalan lapisan gambut lebih dari 50 cm dan kandungan organiknya lebih dari 30 persen. Prosesnya sendiri, membutuhkan waktu ribuan tahun. Contohnya, di Kalimantan Tengah, ada lapisan gambut setebal lima meter yang umurnya 8.260 tahun,” kata Prof Masganti.
Jika dilihat dari tingkat kesuburannya, lapisan gambut akan dibagi tiga. Yaitu Eutrofik yang paling subur, mesotrofik dan oligotrofik yang paling miskin hara.
“Tingkat kesuburan gambut ini akan berkaitan dengan fungsi gambut sebagai lahan penghasil sumber pangan. Karena itu lah, kita harus bisa memahami karakteristik gambut, yang mana mayoritas sifatnya adalah oligotrofik yang masam, rendah kadar N,P dan K -nya dan memiliki kadar abu tinggi,” urainya.
Pengelolaan kesuburan tanah gambut akan meningkatkan produktivitas, pendapatan petani dan menjaga lingkungan sekitar atau meminimalisir dampak negatif pada lingkungan.
“Ada empat yang harus diperhatikan dalam pengelolaan gambut. Yaitu pengelolaan amelioran, hara, air dan tanaman yang dibudidayakan. Tujuannya adalah memastikan tindakan yang diberikan akan menjaga kesuburan gambut dan mengurangi risiko kekeringan dan kebakaran lahan. Selain itu, memastikan tanaman budidaya mendapatkan nutrisi sesuai kebutuhan dari tanaman tersebut,” urainya lagi.