Alih Fungsi Lahan Sebabkan Sedimentasi Sejumlah Sungai di Lamsel

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Kebutuhan akan lahan permukiman, pertanian, dan beragam fungsi lainnya menjadi satu faktor penyebab sedimentasi sungai. Tak kecuali, pembanguan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) yang berdampak besar pada lingkungan sungai di Lampung Selatan.

Rendi, warga di Desa Sumur, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, menyebut pembangunan berdampak pada kelestarian sungai. Misalnya, pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) pada 2015, yang hingga kini masih menyisakan sedimentasi di sejumlah sungai dan pantai.

“Pendangkalan atau sedimentasi sungai tidak bisa terhindarkan. Material tanah padas, pasir dan lumpur masih berdampak pada penyempitan alur sungai dan pendangkalan kedalaman sungai. Imbasnya pada bagian muara sungai Way Sumur yang semula menyatu dengan laut, terhalang pasir. Saat penghujan dengan volume air meningkat, potensi luapan sungai kerap berimbas banjir,” terang Rendi, Rabu (29/9/2021).

Pembersihan lahan (land clearing), selain oleh pembangunan tol juga sebagian untuk tanah timbun. Sejumlah gunung di Ketapang seperti Pancong yang dikeruk untuk diambil batunya, menyumbang sedimentasi. Pengerukan terbaru di sisi bukit di Dusun Sumbersari, Desa Sumur, menyumbang material sedimentasi sungai. Saat kemarau, debu beterbangan mengganggu pelaku perjalanan.

Rusli, warga Desa Sumur, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, Jumat (24/9/2021). -Dok: CDN

“Pemanfaatan lereng bukit yang semula menjadi tempat tumbuh pepohonan besar, lalu dialihfungsikan menjadi perladangan tanaman semusim jagung, pisang, juga ikut menyumbang gerusan tanah, sehingga sungai yang semula lebar, menyempit, sebagian menjadi dangkal, tidak bisa dipungkiri terjadi selama puluhan tahun,” terang Rendi.

Lihat juga...