Zaman Pak Harto Bisa Swasembada Kedelai, Kini 90 Persen Impor

Editor: Makmun Hidayat

Namun demikian teknologi dalam penanganan pascapanen dan pengendalian hasil pascapanen di tingkat kelompok tani masih mengalami berbagai kendala teknis seperti tata cara penyimpanan yang baik dan penanganan ruang penyimpanan yang memenuhi standar kualitas hasil pascapanen.

Tidak adanya sistem manajemen pengendalian pascapanen kedelai petani mulai dari teknologi penanganan pascapanen, penyimpanan di gudang, proses pengolahan kedelai, dan pemasaran kedelai dari petani hingga ke konsumen dan pelaku industri juga menjadi kendala besar dari daerah sentra produksi kedelai.

“Banyaknya kendala di tingkat kelompok tani dalam penanganan pascapanen kedelai menjadikan tingkat kualitas kedelai sebagai bahan baku industri pengolahan kurang dapat terpenuhi.”paparnya.

Lebih lanjut dijelaskan, tata niaga pascapanen kedelai selama ini juga sangat ditentukan oleh mekanisme pasar dari hulu panen kedelai oleh petani, pedagang perantara pasar dari kecil hingga pedagang besar, dan pelaku industri baik industri kecil maupun industri skala menengah dan besar sehingga berdampak pada ketergantungan harga pada spekulan pedagang pasar dan jaminan keberlangsungan kontinuitas produk pascapanen yang tidak bisa sepanjang tahun.

Atris sendiri mengusulkan adanya penguatan sistem agribisnis dan agroindustri kedelai yang berbasi teknologi sistem informasi dari tingkat hulu di petani mulai dari menanam kedelai, kebutuhan benih, kontrak petani, SOP Budidaya, penanganan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), penanganan pasca panen, hingga hasil panen kedelai yang memenuhi standar kebutuhan bahan baku Industri dan juga diolah sebagai produk pangan agroindustri.

Lihat juga...