Vulkanolog : Mitigasi Gunung Api Harus Dilakukan Terus Menerus

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

JAKARTA — Ahli Vulkanologi ITB, Dr. Eng. Mirzam Abdurrachman menjelaskan, peta distribusi gunung api di Indonesia tersebar dari barat ke timur dan berbelok ke utara pada jalur sepanjang sekitar 7.000 km.

Ahli Vulkanologi ITB, Dr. Eng. Mirzam Abdurrachman menjelaskan tentang dampak positif dan negatif gunung api serta cara menyikapinya, dalam diskusi online geologi, Rabu (18/8/2021) – Foto Ranny Supusepa

“Dengan lapisan tektonik yang kompleks maka menghasilkan distribusi gunung api unik, mulai dari Sumatera, lalu ke Jawa, Flores lalu naik ke Maluku dan Sulawesi. Umurnya sudah sangat tua, sehingga, bisa dikatakan bahwa manusia lah yang menumpang di atas gunung api ini. Kita lah yang harus bisa beradaptasi,” kata Mirzam dalam diskusi geologi, Rabu (18/8/2021).

Sejarah gunung api, lanjutnya, tak bisa dilepaskan dari evolusi tektonik Asia Tenggara, yang diperkirakan terjadi sekitar 65 juta tahun lalu.

“Berdasarkan percobaan yang dilakukan, gunung api terbentuk sekitar 25 juta tahun dari subduksi terbentuk. Jadi kalau hari ini kita memiliki subduksi baru, maka 25 juta tahun dari sekarang, subduksi itu akan berubah menjadi gunung api,” urainya.

Dari sekian banyak gunung api di Indonesia, tak banyak para ahli yang dimiliki Indonesia untuk memantau setiap gunung api ini.

“Kalau saat ini, terlihat bahwa gunung api ini terpantau. Tapi kenyataannya, satu gunung api paling tidak membutuhkan 20 ahli untuk mengamatinya. Itu saja masih ada yang terlewat,” urainya lagi.

Menurut data ada sekitar 4,5 juta masyarakat tinggal di daerah dekat gunung api. Yang artinya masuk dalam daerah rawan bencana.

Lihat juga...