Vegetasi Pantai Non-Mangrove, Antisipasi Dampak Tsunami
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Persoalan bencana di wilayah pesisir, tegas dia, harus menjadi atensi pemerintah agar risiko bencana dapat ditekan khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir. Maka dari itu, KKP melakukan penanaman vegetasi pantai di Kabupaten Pesisir Selatan.
Peristiwa gempa kembar yang terjadi di pesisir barat Sumatera berasal dari 3 (tiga) sumber ancaman, yaitu Megathrust Mentawai, Mentawai Fault System (MFS) dan Sumatera Fault System atau lebih populer dengan istilah sesar Sumatera.
Sesar aktif ini beberapa kali menyebabkan tsunami, pada tahun 2009 di pesisir Kota Padang dan tahun 2010 di Pulau Mentawai.
Mengenai program penanaman vegetasi pantai tersebut, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Muhammad Yusuf, menjelaskan, lima titik penanaman vegetasi pantai non mangrove di Kabupaten Pesisir Selatan tersebar di Nagari Sago Salido, Kampung Muara Anakan, Kampung Sungai Tawa, Nagari Nyiur Melambai dan Nagari Muara Kandis Punggasan.
“Dengan mempertimbangkan kondisi setempat yaitu substrat pantai berpasir, maka jenis vegetasi yang ditanam adalah cemara laut. Jenis ini juga mendominasi areal target penanaman,“ jelasnya.
Vegetasi pantai beserta kelengkapannya bersifat multifungsi, yakni selain berfungsi sebagai buffer untuk mengurangi energi dan dampak bencana terhadap infrastruktur pantai, juga berperan dalam membangkitkan ekonomi masyarakat pesisir melalui mata pencaharian alternatif yang muncul dari adanya kawasan hutan pantai.
Program penanaman vegetasi pantai ini dilakukan sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat pesisir, salah satunya melalui berbagai upaya pengurangan risiko bencana.