TdS 2021 Mengadopsi Teknis Olimpiade Tokyo

Ilustrasi. Tour de Singkarak 2021 - Foto Ant
PADANG – Pelaksanaan balap sepeda Tour de Singkarak (TdS) 2021, akan mengadopsi sistem pelaksanaan Olimpiade Tokyo, dengan mengatur pola pergerakan pebalap, ofisial dan penyelenggara. Hal itu dilakukan, agar balapan sepeda tersebut tidak menjadi cluster baru COVID-19.

“Tim teknis harus mempelajari protokol pelaksanaan Olimpiade Tokyo, untuk diadopsi dalam TdS 2021, sehingga bisa tetap berjalan dengan baik di tengah pandemi,” kata Wakil Ketua Harian Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI), Jadi Rajaguguk, dalam Rapat Koordinasi TdS 2021 di Batusangkar, Kamis (19/8/2021).

Di Olimpiade, saat kontingen dan ofisial sampai di Tokyo, langsung menjalani tes swab PCR dan menjalani karantina selama 14 hari. Namun demikian, keringanan diberikan bagi kontingen, sehingga isolasi tidak sampai selama itu. Hanya saja, pergerakan mereka sangat dibatasi, sesuai penerapan prinsip bubble system (karantina), yaitu hanya diperbolehkan dari hotel ke venue pertandingan.

Tidak boleh ke tempat lain bahkan mengunjungi wisma atlet. Konsep itu harus diterapkan pula di TdS 2021. Pebalap dan ofisial hanya diberi ruang pergerakan dari hotel tempat menginap ke lokasi lomba, sehingga benar-benar terjaga. Penyelenggara dan pejabat setempat, yang tidak terdaftar dalam sistem registrasi elektronik, tidak diperkenankan untuk berada di lokasi pertandingan yang juga telah dikarantina. PB ISSI disebutnya, memiliki tanggung jawab besar terhadap suksesnya pelaksanaan TdS 2021, karena kejuaraan balap sepeda internasional tersebut sebenarnya sudah menjadi salah satu aset bangsa.

Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat, Novrial mengatakan, pengalaman PB ISSI saat membawa atlet ke Olimpiade Tokyo, sangat besar artinya dalam upaya kesuksesan penyelenggaraan TdS 2021. Tim teknis harus mempelajari pengalaman itu, untuk diterapkan dalam pelaksanaan kejuaraan kebanggaan masyarakat Sumbar itu.

Lihat juga...