Petani di Lamsel Kembangkan ‘Kentang Hitam’ Kleci

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Budi daya kentang kleci (kentang hitam), masih dilakukan oleh sebagian petani di Lampung Selatan. Kleci yang berukuran kecil ini menjadi sumber pangan alternatif, di samping harga jualnya yang lumayan. Selain itu, di banyak daerah kleci tergolong langka.

Ngadiyo, petani di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, menyebut sebagian petani menanam jenis kentang berukuran kecil itu yang juga dikenal sebagai gembili kentang ireng (hitam).

Sebagai warisan tradisi bertani asal Yogyakarta, Ngadiyo menyebut menanam kentang kleci sebagai alternatif bahan pangan. Menanam kentang kleci sebagai pendamping budi daya bahan pangan jenis padi.

“Umbi kentang kleci atau Plectranthus rotundifolius yang memiliki ukuran kecil kerap disajikan dengan cara dikukus atau direbus. Sebagai campuran sayur, kentang kleci cukup lezat,” kata Ngadiyo, saat ditemui Cendana News, Senin (2/8/2021).

Tanaman kentang kleci atau kentang hitam dibudidayakan oleh Ngadiyo di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, Senin (2/8/2021). -Foto: Henk Widi

Menurut Ngadiyo, budi daya kentang kleci cukup mudah. Dua cara yang digunakan dengan penyemaian benih memakai umbi dan memakai stek batang. Memakai umbi dilakukan dengan melalukan pemisahan umbi yang berpotensi menghasilkan tunas. Setelah umbi disemai dan tunas muncul, bisa dipindahkan ke media tanaman guludan. Cara ke dua, memakai stek batang yang menjalar dan memiliki akar.

“Stek batang bisa menjadi cara paling cepat dengan memilih batang yang merambat, dipisahkan dari induk dengan potensi akar serabut yang telah tumbuh, lalu dipindahkan pada tanah gembur dibuat guludan, saat ini petani juga mulai mengembangkan kentang sistem stek batang memakai media polybag,” terang Ngadiyo.

Lihat juga...