Ketika Paham Komunis Memimpin
OLEH: HASANUDDIN
Bisa ya, bisa juga tidak. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tanda-tanda ke arah itu memang memiliki alasan “kuat”. Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati misalnya, dengan sigap menyampaikan ucapan selamat kepada Partai Komunis Tiongkok ketika partai berkuasa di China itu merayakan ulang tahun. Hal yang tidak pernah dilakukannya misalnya jika Partai Demokrat di Amerika yang berulang tahun.
Atau tidak usah jauh-jauh, hal yang tidak pernah dilakukannya jika PKS atau partai-partai di Tanah Air berulang tahun. Kedekatan politik PDI Perjuangan dengan Partai Komunis Tiongkok bisa dikatakan jauh lebih kuat daripada Partai Demokrat pimpinan SBY di Tanah Air.
Paham komunis sejak dibentuknya hingga dewasa ini memang menganut paham internasionalisme. Dalam arti bahwa partai itu secara ideologi tidak memiliki batas-batas teritorial negara. Kita bisa melihat bagaimana negara berideologi komunis memiliki komunikasi politik yang kuat sesama mereka. Misalnya antara Komunis China dengan Komunis Korea Utara, Komunis China dengan Komunis Kuba, Komunis China dengan Komunis Laos dan seterusnya. Bahkan Komunis China memiliki agenda pertemuan berkala antarnegara berpaham sosialisme. Pengaruh Komunis China di Timor-Timur (Timor Leste) misalnya, erat kaitannya dengan persamaan ideologi sosialisme di antara mereka.
Memang kekuatan komunisme di Indonesia, belum begitu dominan. Pasca diberangusnya paham sosialisme-komunisme di era Soeharto, mayoritas eks PKI bergabung ke pimpinan Megawati. Hal itu diakui oleh Ribka Tjiptaning dalam bukunya. Dan Soekarno sendiri memang memiliki kedekatan dengan Komunisme pada masa berkuasanya. Sehingga yang banyak teringat ketika melihat foto Soekarno adalah Nasakom. Sebuah platform ideologi politik yang mengakomodasi kekuatan komunisme.