PPKM Berlanjut, Pedagang Beras Keluhkan Penurunan Omset Penjualan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
PURWOKERTO — Penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat kembali berlanjut hingga awal bulan Agustus mendatang. Pedagang beras mengaku mengalami penurunan omset, mengingat banyak warung makan dan restoran yang tutup.
Salah satu pedagang beras di Kecamatan Purwokerto Utara, Zubaidah mengatakan, sejak PPKM darurat tanggal 3 Juli lalu, penjualan beras sudah menurun. Hal tersebut karena adanya pembatasan operasional warung makan, dimana mereka tidak boleh menerima pelanggan makan di tempat. Demikian pula dengan restoran dan rumah makan, hanya diperbolehkan menerima pesanan saja atau take away, makanan harus dibawa pulang.
“Menurunnya cukup dratis, sampai 50 persen lebih penjualan beras, sebab sebagian besar pelanggan saya dari warung makan. Sementara sekarang warung makan juga penjualan menurun dan sebagian lagi ada yang memilih untuk tutup,” katanya, Selasa (27/7/2021).
Selain menjual beragam jenis beras untuk makanan pokok, Zubaidah juga menjual beras ketan. Omset penjualan beras ketan juga menurun, karena banyak penjual kepok atau makanan dari beras ketan yang diberi taburan parutan kelapa, juga berhenti berjualan.
Menurut Zubaidah, beberapa penjual jajanan tradisional termasuk kepok, banyak yang berhenti berjualan. Mereka biasanya berjualan dengan menggunakan tampah yang dibawa di atas kepala dan berkeliling ke pusat-pusat keramaian di Kota Purwokerto, seperti alun-alun, Taman Balai Kemambang dan lainnya. Namun, sejak PPKM darurat, penjualan jajanan tradisional tersebut menurun, orang enggan untuk membeli makanan dalam kemasan terbuka. Sehingga banyak penjual jajanan tradisional keliling yang memilih berhenti berjualan.