Peneliti LIPI: Pemantauan Neraca Air Terpadu dan Terkendali, Perlu
Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Pencapaian ketahanan air dinyatakan hanya dapat tercapai jika sistem pemantauan air dilakukan secara terpadu dan terkendali. Dan hasil pemantauannya digunakan dalam merumuskan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan sumber mata air.
Peneliti Ahli Utama Teknologi Instrumen, Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Ir. Sensus Wijonarko, menyatakan penerapan pemantauan neraca air terpadu dari suatu sumber air sangat diperlukan dalam memastikan ketersediaan air sesuai standar untuk membentuk suatu ketahanan air.
“Instrumen neraca air adalah sistem yang pada akhirnya dapat mengambil keputusan sendiri untuk mengukur dan mengendalikan sebagian input, proses dan output air suatu area guna menjaga ketersediaan air dan ketahanan air di area tersebut. Hal ini jika dilakukan secara terpadu dan terkendali, dapat menghasilkan suatu kebijakan tepat dan tindakan terkait pengelolaan sumber daya air,” kata Sensus dalam orasi pengukuhan profesor riset LIPI, Selasa (27/7/2021).

Dan selanjutnya, menjadi bagian dalam sistem hidrometeorologi yang terpadu, untuk menjadi salah satu komponen jaringan yang lebih luas dan global, seperti WIGOS.
“Untuk mencapainya, yang dipertimbangkan bukan hanya aspek instrumentasi tapi juga 10 faktor utama yang mempengaruhi dinamika air. Yakni pertanian, perubahan dan variabilitas iklim, demografi, ekonomi dan keamanan, etika masyarakat dan budaya, pemerintahan dan lembaga, infrastruktur, politik, teknologi serra sumber daya air termasuk air tanah dan ekosistem,” urainya.