Mayoritas ODHA Bersedia Divaksin Covid-19
JAKARTA – Hasil survei Jaringan Indonesia Positif melaporkan sebanyak 86,5 persen dari total 1.137 responden dari kalangan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bersedia menerima vaksin Covid-19.
“Sebanyak 86,5 persen orang dengan HIV bersedia menerima vaksin, meskipun ada 13,5 persen tidak bersedia,” ujar Anggota Dewan Nasional Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Ayu Oktariani, saat menjadi pembicara dalam acara Kompas Talk “Strategi Daerah Hadapi AIDS Selama Pandemi” yang dipantau secara virtual dari Jakarta, Kamis (22/7/2021).
Ayu mengatakan, survei tersebut dilakukan oleh Jaringan Indonesia Positif berkolaborasi dengan responden dari komunitas HIV serta Jaringan Nasional HIV untuk mengukur akses vaksin bagi orang dengan HIV/AIDS.
“Sebanyak 41,3 persen responden berusia produktif dan 98,5 persen orang hidup dengan HIV/AIDS. Dominasi responden adalah laki-laki termasuk populasi gay serta populasi umum,” katanya.
Menurut Ayu, sebagian besar responden sudah menerima vaksin Covid-19, sisanya belum menerima jadwal penyuntikan dosis ke dua. “Sudah ada yang sudah dosis lengkap dan 50 persen belum menerima jadwal (dosis ke dua),” katanya.
Hasil survei juga melaporkan 47 persen orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak memiliki gejala berat. “Saya sudah menerima vaksin dan tidak bergejala, meskipun antreannya cukup lama,” katanya.
Ayu mengatakan, saat ini masih ada 164 atau 14,4 persen responden yang khawatir menerima vaksin karena ada faktor komorbid. “Ada kekhawatiran, orang dengan HIV ini sebetulnya bukan penyakit penyerta,” katanya.
Hasil survei juga menginformasikan ada 110 atau 9,7 persen responden tidak menerima informasi yang jelas seputar vaksinasi Covid-19 bagi kalangan ODHA. Mereka masih mempertanyakan efek samping vaksin hingga status ADHA pada seseorang yang tidak boleh menerima vaksin Covid-19.