KLHK Antisipasi Potensi Bencana Karhutla
Editor: Koko Triarko
BMKG telah memberikan rekomendasi untuk mewaspadai potensi karhutla kategori moderat pada Juli hingga Oktober 2021, terutama di wilayah Riau, Jambi, dan Sumatra Selatan.
“Ketiga provinsi itu memiliki kawasan lahan gambut yang cukup luas,” ujarnya.
Sehingga, untuk mengantisipasi puncak musim kemarau pada Agustus 2021, perlu melakukan analisis iklim dan langkah monitoring cuaca secara kontinyu, yang didukung oleh rekayasa hari hujan melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
TMC sebagai upaya pencegahan karhutla dilakukan dengan tujuan membasahi kawasan gambut yang rawan karhutla. Juga mengisi kanal-kanal, kolam retensi, dan embung untuk menekan potensi karhutla.
Langkah ke dua adalah pengendalian operasional dalam sistem satgas terpadu oleh para pihak di tingkat wilayah, yang diperkuat dengan Masyarakat Peduli Api (MPA).
“Tentu langkah ini harus dilengkapi sarana dan pengetahuan teknis serta dibekali pengetahuan paralegal,” jelasnya.
Sedangkan langkah ke tiga, yakni pembinaan tata kelola lanskape, khususnya dalam ketaatan pelaku usaha atau pemegang konsesi, praktik pertanian, dan penanganan lahan gambut.
“Kita terus berupaya dalam menjaga kelestarian dan kemanfaatan alam dan lingkungan hidup. Aksi nyata untuk meredam karhutla di lahan gambut harus diwujudkan, agar langit kita tetap biru tanpa kabut asap,” tegasnya.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Laksmi Dhewanthi, menambahkan salah satu permasalah lingkungan adalah karhutla yang ditengarai oleh kebakaran hutan dan lahan.
Laksmi berharap, dalam menghadapi musim kemarau tahun ini, bisa dilakukan koordinasi menyeluruh, agar bencana karhutla dapat diantisipasi dengan kerja sama semua pihak.