Jaga Kelestarian Alam Cara Hidup Warga di Kawasan Konservasi
Editor: Koko Triarko
Supami Eva mengatakan, menyemangati slogan hutan lestari masyarakat sejahtera, warga tetap menanam pohon produktif. Sebagian tanaman yang dibudidayakan merupakan tanaman pangan, tanaman kayu produktif. Sejumlah tanaman berupa sengon, jati ambon, petai, jengkol hingga kemiri. Penanaman kayu produktif di desa penyangga bertujuan agar warga tidak melakukan pembalakan liar.
“Saat terjadi pembalakan liar, maka habitat alami untuk gajah, rusa dan mata rantai pakan, ekosistem akan terganggu,”ulasnya.
Supami Eva menjelaskan, salah satu langkah dilakukan adalah berkolaborasi. Pengelola TNWK membuat sejumlah gardu pandang untuk memantau potensi adanya kawanan gajah. Tim pam swakarsa di 6 desa di perbatasan dengan kawasan hutan bertujuan menghalau gajah mendekati permukiman. Sebagai relawan untuk wisata minat khusus, melakukan penanaman pohon sumber pakan satwa.
Lokasi penanaman sumber pakan satwa, sebut Supami Eva berada di kawasan Bambangan. Kawasan itu menjadi area untuk konservasi di bawah pengawasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penanaman jenis tanaman sumber pakan satwa burung, rusa dan satwa liar yang ada di kawasan itu. Tujuannya agar pakan selalu tersedia pada kawasan.
“Agar semua jenis satwa tetap berada di kawasan TNWK, maka perlu dilakukan penanaman sumber pakan,”ulasnya.
Menjaga kawasan penyangga TNWK, menjadi bagian kearifan lokal masyarakat.
Sudartik, salah satu warga, menyebut warga telah melakukan penanaman berbagai jenis tanaman untuk sejumlah fungsi. Sejumlah tanaman yang dilestarikan berkaitan erat dengan upaya mencegah warga merusak kawasan hutan. Keberadaan pakan untuk sejumlah ternak mencegah warga merambah hutan.