Tunda Pembelajaran Tatap Muka, Utamakan Kesehatan Anak

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Jika daerah belum merasa nyaman dengan kondisi ini, tentu jangan dipaksakan jika PTM dilaksanakan. “Setiap daerah, termasuk Jakarta pasti lebih paham kondisi medan kesehatan bagi peserta didik,” tukas Muhammad Ramli Rahim, yang juga merupakan pengamat pendidikan tersebut.

Dikatakan dia, jika Kemendikbud membandingkan sekolah dengan pelayanan umum yang sudah buka, tentu ini subyeknya sangat berbeda. Karena sifat pekerja kantoran itu dapat berpikir dan tahu risiko terkait pandemi ini.

“Kalau anak-anak kan belum nyampai ke titik itu. Nah, kalau orang dewasa pekerja kantor atau mal yang sudah dibuka, itu pikiran jernih dan tahu risiko virus ini,” tegasnya.

Ramly juga meminta agar pemerintah memperlihatkan hasil uji coba PTM terbatas yang telah dilakukan di berbagai sekolah. “Harus ada evaluasi menyeluruh dari PTM terbatas itu,” ujarnya.

Dia juga mendesak pemerintah agar lebih gencar memvaksinasi tenaga pendidik sesuai target. Karena ini sebagai upaya penting mencapai kesehatan para pendidik jika suatu saat PTM harus dilakukan.

Pemerhati dan pengamat pendidikan, Satria Dharma, berpendapat, keamanan semua pihak harus menjadi prioritas utama dalam pengambilan kebijakan di tengah situasi pandemi.

Maka dari itu, dia meminta pemerintah pertimbangkan kebijakan PTM yang berkaitan dengan aspek kesehatan, yang harus menjadi patokan utama.

“Masalah keamanan dan keselamatan anak serta guru, harus diperhitungkan. Tidak bisa bersikap seolah kita sudah lepas dari wabah ini. Memang harus dibayar atas kondisi ini, tidaklah mudah dengan memaksakan PTM,” tukas Dharma.

Lihat juga...