Sekolah-Sekolah di Jepang Mundur dari Program Penonton Olimpiade

Salah satu maskot Olimpiade dan Paralimpik Tokyo 2020 Miraitowa berpose di samping lambang olimpiade usai upacara pengenalan maskot di Gunung Takao di Hachioji, sebelah barat Tokyo, Jepang, Rabu (14/4/2021) - Foto Dok Ant
JAKARTA – Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo, mulai menerima pembatalan dari sekolah-sekolah yang tidak lagi ingin berpartisipasi dalam program yang menawarkan kepada siswa-siswi berkesempatan untuk menonton pertandingan dari tempat terdekat mereka.

Sejumlah pemerintah daerah yang dekat dengan Tokyo, telah memilih keluar dari program tersebut, karena rasa khawatir dengan penyebaran virus corona, meski penyelenggara belum memutuskan batasan penonton. Sementara, banyak dewan pendidikan yang merasa tidak yakin, jika siswa dapat menyaksikan jalannya pertandingan Olimpiade secara langsung.

Di Nakai, Prefektur Kanagawa, 320 siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, dijadwalkan untuk menonton pertandingan sepak bola dan bisbol di Yokohama. Tetapi, dewan pendidikan kota tersebut memutuskan untuk mundur pada bulan ini, berdasarkan pandangan dari para kepala sekolah. “Kami sudah berencana untuk bepergian dengan kereta api, tetapi risiko infeksinya tinggi,” kata kepala divisi pendidikan kota tersebut, Tetsuya Takahashi, Sabtu (12/6/2021).

Program penonton tersebut menyediakan tiket Olimpiade, yang telah ditunda satu tahun karena pandemi, kepada sekolah-sekolah dan pemerintah daerah, dengan harga diskon 2.020 yen atau sekira Rp262 ribu. Menurut panita penyelenggara, ada sekira 1,28 juta permintaan pembelian tiket pada Januari tahun lalu.

Pada Piala Dunia Rugby 2019 yang digelar di Jepang, anak-anak yang diundang menonton pertandingan menyanyikan lagu kebangsaan negara-negara peserta. Tetapi penyelenggara Olimpiade menganggap, pembatalan program itu tidak dapat dihindari mengingat penundaan dan pandemi.

Lihat juga...