Pembuatan Jala di Bakauheni Sokong Peluang Usaha Baru Warga

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Jala atau jaring merupakan salah satu alat tangkap ikan di perairan air tawar dan laut. Sebagai peralatan modal, jala terbuat dari senar sangat dibutuhkan warga di pesisir Pantai Bakauheni, Lampung Selatan.

Eko Prapto, perajin jala menyebut membuat jala secara otodidak. Memakai bahan senar, coban jala atau jarum pembuat jaring ia melayani pesanan konsumen.

Produsen jala tradisional di Dusun Penobakan, Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni itu mengaku belajar dari nelayan. Bermula dari kisah pilunya saat belum memiliki jala penangkap ikan laut, ia meminjam jala milik tetangga. Imbas tersangkut akar bakau dan karang, jala koyak pada beberapa bagian. Semenjak itu ia tidak diperbolehkan meminjam jala milik tetangga.

Berawal dari kejadian itu, Eko Prapto mengaku belajar membuat jala dari nelayan. Ilmu yang diperoleh selanjutnya diterapkan dengan membeli coban atau jarum plastik pembuat jaring, seleran atau alat penentu ukuran jala, gunting pemotong, tali tambang, timbal dan pelampung. Semula ia membuat jala untuk keperluannya sendiri dengan waktu sekitar satu bulan. Hasilnya berupa jala ukuran 2 meter jenis jala ikan laut.

“Setelah terus berlatih memberanikan diri membuat jala untuk cadangan jika jala rusak, saya justru mendapat pesanan saat ada nelayan tanpa sengaja melihat saya membuat jala minta dibuatkan jala ukuran 2 meter waktu itu harga masih Rp250.000 karena bahan baku masih murah,” terang Eko Prapto saat ditemui Cendana News, Selasa (8/6/2021).

Eko Suprapto, pengrajin atau produsen jala udang pesanan warga di Dusun Penobakan, Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, Selasa (8/6/2021). -Foto Henk Widi
Lihat juga...