Pandemi, Pengusaha Jamur Tiram di Jember Tetap Raup Untung
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JEMBER – Budi daya jamur tiram menjadi peluang usaha di tengah pandemi yang dapat menghasilkan untung dengan modal yang minim. Hal ini dirasakan oleh Nafis Madani, salah satu pemuda yang mengembangkan usaha jamur tiram di Jember, Jawa Timur.
Nafis Madani, warga Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Jember, tersebut mengatakan, memulai usaha sebagai pembudidaya jamur tiram, sejak pertengahan tahun 2019. Saat ini dirinya hampir kewalahan memenuhi pesanan dari beberapa pelanggan yang datang ke tempat usahanya.
“Setiap harinya sebanyak 45 kilogram jamur sudah dipesan oleh pelanggan. Walaupun masa panen jamur bisa setiap hari, seringkali persediaan yang ada terbatas karena laku terjual,” ujar Nafis Madani kepada Cendana News, di Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Jember, Selasa (22/6/2021).
Nafis menambahkan, setiap 1 kilogram jamur yang dijualnya dibandrol dengan harga Rp12.000. Sehari bisa laku terjual 45 kilogram kepada para pelanggan tetap yang datang sendiri untuk mengambil pesanan. Satu bulan untuk untung yang bisa ia dapatkan hampir sekitar Rp16.000.000.
“Kebutuhan lain dari budi daya jamur juga tidak begitu besar. Perawatan yang biasa saya lakukan menggunakan bahan organik untuk pemupukan, dan pestisida alami untuk mencegah hama serta penyakit. Semua itu saya produksi sendiri, baik pupuk maupun pestisida menggunakan bahan organik yang biasa digunakan untuk memasak, seperti kentang, terasi dan minyak kelapa. Kebutuhan lain hanya untuk pembuatan baglog, yang tidak begitu mahal,” jelasnya.
Nafis mengatakan, sebagai pelaku usaha harus mampu beradaptasi dengan segala keadaan, apabila usaha yang digeluti tetap ingin bertahan dan menghasilkan untung.