Pandemi, Bisnis Bunga Anggrek Tetap Menjanjikan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Namun dalam perjalanan waktu, usahanya berkembang, hingga tahun kedua mempunyai karyawan satu orang.

“Alhamdulillah usaha anggrek saya berkembang terus, saat ini punya 6 karyawan. Dari sewa satu kavling, jadi dua kavling, dan saya juga punya kebun anggrek di Puncak, Jawa Barat,” ujar pria kelahiran 48 tahun lalu ini.

Kebun anggrek tersebut menurutnya, untuk pembesaran bibit anggrek dalam perawatan yang kemudian akan dipasarkan di TAIP.

Terkait bibit anggrek yang dibudidayakan, Jaka mengimpornya dari Taiwan. Sebagian juga ada yang dikembangkan dari pembibitan yang dilakukan di laboratorium TAIP.

Untuk pembesaran anggrek Bulan, anggrek Dendrobium, anggrek Vanda, anggrek cattleya dan lainnya di TAIP. Setelah itu, lalu bawa ke kebun yang di puncak untuk dirawat hingga berbunga.

Kemudian setelah berbunga dibawa lagi di TAIP untuk dipasarkan. “Saya ingin kavling saya ini jadi tempat one stop shopping dari berbagai varian anggrek. Cuma komoditi utama saya, itu anggrek bulan, jenis anggrek yang lain hanya pelengkap,” ungkap ayah satu anak ini.

Menurutnya, anggrek adalah bunga yang abadi, bunga yang tidak mengenal waktu. Kapan pun dimana pun semua orang butuh anggrek. Harganya sangat kompetitif dan permintaan anggrek itu sangat stabil.

“Anggrek ini sepanjang masa bukan musiman, tidak ada dalam sejarahnya mandeg dan harganya turun. Peminatnya juga makin banyak,” ujarnya.

Dalam kondisi Covid-19 saja kata dia, justru penjualan meningkat pesat dibandingkan sebelum wabah ini mendera.

Pengunjung sedang memegang anggrek di Kavling 21 Upasarawulung Orchid Jaka Purwanta di area Taman Anggrek Indonesia Permai (TAIP), Jakarta Timur, Selasa (15/6/2021). Foto: Sri Sugiarti.
Lihat juga...