Metode Rumpun Berjarak Cegah Bibit Bakau dari Serangan Hama

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Upaya pelestarian lingkungan pesisir Kalianda, Lampung Selatan, terus dilakukan oleh sejumlah elemen masyarakat. Penanaman bakau atau Rhizopora dengan metode rumpun berjarak, pun diterapkan untuk bibit baru.

Hasran Hadi, Sekretaris Taruna Siaga Bencana (Tagana) Lamsel, menyebut bakau atau mangrove dipilih untuk menjaga ekosistem pantai dari abrasi.

“Pantai Kalianda yang pernah diterjang tsunami pada 22 Desember 2018, sebagian terselamatkan oleh vegetasi mangrove. Menjaga kelestarian mangrove melibatkan unsur pelajar, mahasiswa perguruan tinggi swasta di Kalianda, mitigasi bencana dilakukan. Mitigasi menjadi upaya penyadartahuan potensi bencana untuk meminimalisir risiko kerusakan,” terang Hasran Hadi, Rabu (9/6/2021).

Hasran Hadi (kemeja coklat), menerangkan fungsi mitigasi bencana dengan penanaman bakau yang sekaligus memiliki fungsi ekologis bagi mahasiswa dan pelajar di Kalianda, Rabu (9/6/2021). -Foto: Henk Widi

Hasran Hadi bilang, penanaman bibit baru dilakukan dengan metode rumpun memakai media bambu. Bambu dibuat menjadi ajir sebagai tegakan bibit bakau muda serta pagar. Fungsi metode rumpun dalam penanaman bakau untuk menahan lumpur, menjaga hama kepiting pemangsa propagul.

“Penggunaan rumpun sekaligus menjadi penanda agar para nelayan pencari kepiting bakau tidak merusak area yang telah dipagar, sekaligus memudahkan pengawasan pertumbuhan bibit dan penyulaman setelah beberapa bulan berikutnya,” kata Hasran Hadi.

Hasran Hadi mengatakan, pola rumpun berjarak pada penanaman mangrove menyesuaikan lahan tanam. Idealnya, satu rumpun berjarak bisa diisi 125 bibit mangrove. Makin luas hamparan lahan pantai bisa ditanami, bibit bisa banyak ditanam. Pembuatan rumpun berjarak akan memungkinkan potensi tumbuh bibit mangrove lebih tinggi.

Lihat juga...