Kreasi Rasa, Kunci Pedagang Susu Tetap Bertahan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

SEMARANG – Pandemi covid-19 membuat daya beli masyarakat menurun. Hal tersebut juga berimbas pada usaha produk susu sapi dan kedelai, permintaan dari konsumen juga turun drastis.

“Selama pandemi ini turun, ya bisa sampai 30 persen penurunannya. Jika biasanya bisa menjual 100 kantong susu, sekarang hanya 70 kantong. Harganya Rp 7 ribu per kantong,” papar Arif, pedagang susu keliling saat ditemui di kawasan Tembalang Semarang, Selasa (22/6/2021).

Hasil tersebut pun didapatkannya setelah dua kali shift keliling, pagi hari mulai pukul 07.00 WIB -10.00 WIB, serta sore hari mulai pukul 15.00 WIB – 19.00 WIB.

“Ya berkeliling menawarkan susu ke pembeli, terkadang juga ngetem (menunggu-red) di tempat keramaian, sehingga pembeli datang,” lanjutnya.

Tidak jarang, dirinya juga harus datang langsung ke rumah pembeli, untuk mengantarkan dagangannya. Sistem jemput bola ini, dilakukan untuk para konsumen yang sudah menjadi pelanggannya.

“Saya sudah punya jadwal, misalnya hari ini mengantar susu ke pelanggan A, B, C, D, besok ke pelanggan lainnya. Ya ini cara, pedagang bisa bertahan, sebab kalau tidak, pembeli sepi, dagangan bisa tidak laku,” terangnya.

Tidak hanya itu, dirinya juga berkreasi dengan susu rasa, seperti melon, anggur atau stroberi. “Jadi selain rasa original atau susu murni, ada juga susu rasa. Cara pun mudah, tinggal mencampurkan susu original baik susu sapi atau kedelai, dengan perasa yang ada. Ini biar lebih bervariasi, jadi pembeli juga tidak bosan,” tambah Arif.

Melalui cara-cara tersebut, setidaknya dirinya bisa tetap berjualan hingga sekarang. “Ya kalau dibilang cukup, ya nggak cukup, dibilang nggak cukup, ya selama ini hasilnya bisa untuk memenuhi kebutuhan. Jadi asal ada usaha, rezeki selalu ada jalannya,” tandasnya.

Lihat juga...