Generasi Muda Diminta Pahami Pancasila

Di bawah panji-panji falsafah dasar negara Pancasila, ia juga meminta semua anak bangsa dengan jiwa besar menghormati keragaman dan mendialogkan perbedaan, guna menemukan titik persamaan dalam bhinneka tunggal ika.

“Pembangunan manusia dan kebudayaan, hukum, politik, demokrasi, hak asasi manusia, ekonomi, teknologi, kemaritiman, kerja sama internasional dan sebagainya, haruslah senantiasa mencerminkan nilai-nilai fundamental Pancasila sebagai jatidiri bangsa,” katanya.

Ia menambahkan, pengembangan Pancasila tidak dapat dipisahkan dari jiwa dan semangat beragama. Sekularisme dan liberalisme dalam bentuk apa pun bertentangan dengan Pancasila.

Dipaparkannya, rumusan otentik Pancasila sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pertama kali dikemukakan oleh Ir. Soekarno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Juni 1945.

Bung Karno semasa hidupnya selalu mengatakan, bahwa dirinya bukan penemu atau pengarang Pancasila, melainkan hanya sebagai penggali Pancasila dari warisan budaya bangsa.

Pancasila yang diusulkan Bung Karno tersebut dirumuskan dan disempurnakan susunannya oleh Panitia Sembilan yang dibentuk BPUPKI, dan disepakati sebagai konsensus nasional pada tanggal 22 Juni 1945 atau dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter).

Panitia Sembilan diketuai Bung Karno terdiri dari sembilan orang tokoh bangsa, mewakili berbagai unsur organisasi pergerakan, suku dan agama.

Sehari setelah proklamasi kemerdekaan, digelar sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 18 Agustus 1945. Sidang PPKI pada hari itu, antara lain mensahkan UUD 1945. Di dalam Pembukaan UUD 1945 dimuat rumusan final Pancasila.

Lihat juga...