Butuh Sinergitas Lestarikan Wayang Suket Purbalingga

Editor: Koko Triarko

PURBALINGGA – Wayang suket merupakan kesenian tradisonal asal Kabupaten Purbalingga, yang sekarang ini mulai jarang dijumpai. Wayang tersebut terbuat dari rumput atau suket yang sudah mengering, namun jenis rumputnya tertentu, dipilih yang mempunyai tekstur kuat, tidak mudah patah serta mudah dianyam.

Salah satu perajin wayang suket di Kabupaten Purbalingga, Badriyanto, mengakui jika saat ini minat anak-anak muda untuk melestarikan wayang suket sangat minim. Bahkan, sangat jarang anak muda yang bisa membuat wayang yang sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tingkat nasional tersebut.

“Terus terang sangat sulit mencari anak-anak muda yang mau belajar membuat wayang suket. Selain sulit dan butuh ketelatenan, produksi wayang suket juga dipandang tidak mempunyai nilai ekonomis bagus, sehingga susah mencari generasi penerus untuk bisa melestarikan warisan budaya ini,” katanya, Minggu (27/6/2021).

Perajin wayang suket di Kabupaten Purbalingga, Badriyanto, Minggu (27/6/2021). -Foto: Hermiana E. Effendi

Selama ini, Badriyanto memproduksi wayang suket sendiri. Ia memanfaatkan rumput-rumput kering untuk dianyam menjadi tokoh-tokoh wayang.

Saat mengetahui jika wayang suket ditetapkan menjadi warisan budaya nasional pada akhir 2020, Badriyanto mengaku sangat berterima kaish atas perhatian pemerintah, dan ia berkomitmen untuk mengajak anak-anak muda Kabupaten Purbalingga mengenel dan mencintai wayang suket.

“Untuk membangun regenerasi produksi wayang suket ini, saya berencana membuka sanggar belajar pembuatan wayang suket. Sebab, jika generasi muda tidak mengenal wayang suket, warisan leluhur ini bisa punah, karena tidak ada yang bisa membuatnya kelak,” tuturnya.

Lihat juga...