Warga di Lamsel Rayakan Lebaran Ketupat
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Kearifan lokal masyarakat Jawa merayakan lebaran ketupat masih terjaga di Lampung Selatan. Setiap tanggal 8 Syawal, sejumlah masyarakat Jawa yang sudah lama menetap di Lampung Selatan, merayakan Bakda Ketupat, yang konon merupakan tradisi warisan Kanjeng Sunan Kalijaga.
Aminah, salah satu warga Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, menyebut delapan hari usai Idulfitri, sebagian warga merayakan lebaran ketupat. Sesuai namanya, lebaran ketupat identik dengan hidangan terbuat dari beras berbungkus daun kelapa itu.

Selain ketupat, warga kerap menyajikan hidangan tape atau tapai ketan. Sebagian warga masih mempertahankan 8 Syawal untuk lebaran ketupat.
Menurut Aminah, tradisi itu berasal dari Sunan Kalijaga yang mengenalkan bakda atau lebaran ketupat. Silaturahmi tetap dilakukan dengan menyajikan hidangan ketupat dan tape ketan.
Aminah menjelaskan, pembuatan ketupat dilakukan dengan memakai daun kelapa muda atau janur. Selongsong atau kulit ketupat selanjutnya disi dengan beras, lalu dimasak. Setelah dimasak, ketupat bisa dihantarkan pada kerabat, tetangga dan warga yang lebih tua. Sebagai tambahan lauk, dipergunakan opor ayam, semur daging sapi.
“Penggunaan kemasan daun kelapa muda atau janur dalam pembuatan ketupat juga diterapkan dalam pembuatan tape ketan memakai daun pisang, selain ramah lingkungan juga diolah dengan cara tradisional,” terang Aminah, saat ditemui Cendana News, Rabu (19/5/2021).