Petani di Nita, Sikka Butuh Saluran Irigasi
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
MAUMERE — Petani hortikultura di Desa Nitakloang, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta agar pemerintah melalui Dinas Pertanian membangun saluran irigasi ke lahan pertanian milik mereka.
“Kami kesulitan air karena belum ada saluran irigasi dan hanya saluran darurat di tanah yang dibuat petani secara swadaya,” kata Bernoldus Yunias Pare, petani hortikultura di Desa Nitakloang, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, NTT saat ditemui di kebunnya, Senin (24/5/2021).
Berno sapaannya menjelaskan, akibat tidak ada saluran irigasi permanen, mengakibatkan lahan sawah kesulitan air dan hanya bisa tanam setahun sekali, karena air lebih banyak meresap ke dalam tanah.
Selain itu, petani di Kelompok Tani Sinar Bahagia sedang mengembangkan tanaman hortikultura dalam skala besar di hamparan lahan yang berada tak jauh dari bendungan.
“Beberapa petani sudah merubah lahan sawah mereka dengan menanam aneka hortikultura seperti sayuran, karena keuntungan yang diperoleh lebih menjanjikan,” ucapnya.
Berno mengakui, dahulunya lahan persawahan dari Watuapi hingga Kojaole, air dari kali Wair Puan melimpah sehingga sawah yang ada bisa mencapai ratusan hektare.
Saat ini sebutnya, debit air dari mata air Wair Puan menurun drastis ditambah lagi tidak ada saluran irigasi sehingga air meresap ke dalam tanah yang mengakibatkan sawah kekurangan air.
“Perlu dibangun saluran irigasi permanen agar petani bisa memanfaatkan lahan tidur untuk usaha hortikultura. Kami minta agar bisa dibangun saluran irigasi sekitar 250 meter, mengingat lahan yang ada potensial dikembangkan tanaman hortikultura,” ucapnya.