Muncul Klaster Desa di Banyumas dan Varian Baru India di Cilacap

Editor: Makmun Hidayat

PURWOKERTO – Langkah antisipasi sebenarnya sudah jauh hari dipersiapkan pemerintah untuk memutus penyebaran Covid-19 saat momentum bulan Ramadan hingga lebaran. Namun, faktanya pascalebaran, mulai muncul klaster-klaster baru hingga Covid-19 varian baru dari India yang juga masuk ke beberapa wilayah di Jawa Tengah.

Larangan mudik lebaran yang masih menyisakan banyak celah bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan pulang kampung, tetap membuat gelombang pemudik merambah hingga ke daerah. Berbagai upaya penyekatan yang dilakukan petugas gabungan pada beberapa pintu masuk kabupaten/kota, secara hitam di atas putih memang berhasil menjaring puluhan pemudik yang terkonfirmasi positif Covid-19. Tetapi dipastikan tetap ada pemudik yang lolos dari pantauan petugas.

“Saya kemarin mudik ke Pemalang pada hari kedua lebaran, Alhamdulillah tidak bertemu dengan petugas sepanjang jalan, padahal saya naik travel dan isinya penuh,” kata Lina, warga Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas yang mengaku berhasil lolos mudik hingga balik lagi ke Banyumas dengan mulus, Rabu (26/5/2021).

Lina mengaku belum pernah sekalipun melakukan swab test ataupun rapid test antigen atau sejenisnya. Namun, ia merasa yakin untuk membawa dua anaknya yang masih kecil-kecil mudik dengan naik travel dan sama sekali tidak ada rasa khawatir.

“Yang terpenting sepanjang perjalanan tidak melepas masker dan kita bawa hand sanitizer untuk membersihkan tangan saat hendak makan,” tuturnya ringan.

Pascalebaran, di Kabupaten Banyumas mulai bermunculan klaster desa. Dalam satu desa yang terpapar Covid-19 jumlahnya cukup banyak, kisaran 20 hingga 50 orang. Dari fakta di lapangan, klaster desa ini dipicu oleh dua hal, yaitu klaster musala atau masjid dan gelombang pemudik yang datang. Namun, karena adanya protes dari sebagian kalangan akan penyebutan klaster musala, maka Bupati Banyumas, Achmad Husein menggantinya dengan sebutan klaster desa.

Lihat juga...