Evakuasi Medis Udara, Atasi Kemacetan dalam Memberikan Layanan Kesehatan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

“Sudah waktunya, industri kesehatan dan rumah sakit Indonesia bersiap dengan evakuasi medis udara ini. Karena memang sangat dibutuhkan, terlepas dari masalah biayanya ya. Kalau dengan BASARNAS kendala biaya ya bisa diminimalisir, beda kalau dengan pihak swasta ya,” ujarnya lebih lanjut.

Anggit menyebutkan pertolongan pertama mulai dari lokasi, perjalanan menggunakan helikopter dan menjaga pasien dalam perjalanan hingga tiba di rumah sakit merupakan hal standar sudah biasa dilakukan oleh tim-nya.

“Kami sudah mengajukan satu skuadron heli, yang berjumlah 12 helikopter untuk mengcover wilayah Indonesia melalui beberapa titik, kepada Menteri Keuangan dan Bappenas. Tapi karena beli heli gak seperti beli kacang, ya hingga saat ini belum terealisasi,” katanya.

Tercatat ada 4 helikopter medis di Jakarta, 2 helikopter medis di Surabaya dan satu helikopter medis di Tanjung Pinang yang saat ini dimiliki oleh BASARNAS.

“Dengan hadirnya RS Yarsi sebagai tujuan rumah sakit pada kegiatan evakuasi medis akan melengkapi rumah sakit yang ada sekarang, yaitu RSPAD Gatot Subroto dan RS Pelni. Tentunya ini akan membuka peluang akan lebih banyak lagi korban yang bisa mendapatkan bantuan media dalam waktu singkat,” tandasnya.

Direktur Pelayanan Medis RS Yarsi Jakarta, dr. Andi Herlina menyatakan keinginan terlibat dalam evakuasi media udara ini sudah dicanangkan sejak awal RS Yarsi didirikan. Karena itu, dari awal pembangunan rumah sakit, pendaratan helikopter atau helipad sudah menjadi bagian dari bangun rancang.

“Dari awal, kami sudah sangat menyadari bahwa kemacetan lalu lintas di perkotaan, dalam hal ini Jakarta, membutuhkan sistem pertolongan yang lebih cepat dalam mengevakuasi ataupun memberikan pertolongan yang tepat. Ini merupakan bagian dari visi RS Yarsi yang memberikan pelayanan bermutu dengan standar internasional,” kata dr. Andi.

Lihat juga...